Sebagai umat Tuhan yang ingin diselamatkan, apakah anda rela untuk ditegor dan menegor orang lain? Apakah nasihat dalam bentuk tegoran yang lembut maupun keras sudah menjadi pola hidup anda sebagai umat Tuhan sekarang ini?
3:17 "Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas nama-Ku.
3:18 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! -- dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.
3:19 Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.
3:20 Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.
3:21 Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu.
Jadi tanggungjawab kita semua adalah menegor dan menasehati orang-orang seiman dan juga yang masih berada “diluar kandang” disekitar kita. Tidak masalah diterima atau tidak amaran dan tegoran yang kita berikan. Jika kita sudah melaksanakannya dengan benar, maka kita tidak memiliki hutang nyawa saudara-saudari kita yang kita nasehati atau amarkan tentang kebenaran Tuhan.
Tulisan inspirasi dalam Nasihat Bagi Sidang hal. 92 berkata: “Dewasa ini sebagian dari mereka yang menjadi anggota sidang sudah mati dalam pelanggaran dosa. Mereka datang dan lpergi seperti pintu di atas engselnya. Bertahun-tahun lamanya mereka telah mendengarkan dengan perasaan puas kepada kebenaran yang serius dan mengharukan jiwa, tetapi mereka belum mempraktekkannya. Itulah sebabnya mereka kian lama kian tidak dapat merasakan betapa berharganya kebenaran itu. Kesaksian-kesaksian berupa teguran dan amaran yang menggerakkan itu tidak membangunkan mereka kepada pertobatan.”
Apabila kita tidak menasehati orang-orang di jangkauan kita dimana saja kita tinggal dan berada, maka jika orang-orang itu tidak selamat ; nyawa kita juga menjadi tanggungannya yang artinya juga kita meng”iya”kan perbuatan jahat mereka, karena kita tidak menegor mereka padahal mereka ada pada jangkauan kita setiap hari .
Marilah kita menerima tugas sebagai “penjaga” yang setia untuk tidak berkompromi dalam menasehati dan mengamarkan orang-orang disekitar jangkauan kita, agar mereka juga diselamatkan. Dengan menyelamatkan mereka berarti juga telah menyelamatkan diri kita sendiri.
“Sementara mengaku pengikut Tuhan, mereka menyangkal kuasa kesalehan. Kalau mereka tinggal terus-menerus dalam keadaan ini, Allah akan menolak mereka. Mereka tidak melayakkan diri mereka untuk menjadi anggota keluarga-NYA.”
(Nasihat Bagi Sidang, 92 alinea 2)
No comments:
Post a Comment
Thanks for comments. We will be back soon..